Pengikut

Senin, 03 Desember 2012

sinopsis novel


SITI NURBAYA

                                                                                                Karya  : Marah Rusli

            Siti Nurbaya adalah seorang gadis cantik putri dari Baginda Sulaiman, salah satu saudagar yang kaya di kota Padang. Ia mempunyai kekasih bernama Samsulbahri, putra dari Sutan Mahmud, salah satu penghulu di kota Padang.
            Datuk Meringgih adalah seorang yang kaya tetapi sifatnya sangat jahat. Ia juga seorang saudagar yang sukses di kota Padang. Karena Baginda Sulaiman juga seorang saudagar yang sukses, Datuk Meringgih merasa ada saingan, sehingga Datuk Meringgih sangat tidak suka kepada Baginda Sulaiman. Datuk Meringgihpun berusaha menjatuhkan Baginda Sulaiman dari usahanya dengan membakar toko, menenggelamkan kapal yang dimilki baginda sulaiman, dan juga meracuni pohon kelapa sehingga pohon tersebut tidak berbuah.
            Dari kejadian tersebut maka Baginda Sulaiman yang dulunya kaya menjadi miskin, sehingga ia meminjam uang kepada Datuk Meringgih untuk memulai usahanya lagi. Tetapi usahanya tiada sukses dan Baginda Sulaiman tidak bisa membayar hutang kepada Datuk MEringgih. Datuk Meringgih mengancam Baginda Sulaiman, jika tidak bisa membayar hutang, rumah beserta isinya akan disita dan dimasukkan ke penjara, tetapi jika menyerahkan Siti Nurbaya untuk menjadi istrinya segala hutang akan dihapuskan.
            Demi menolong ayahnya akhirnya Nurbaya mau menjadi istri Datuk Meringgih dan tidak jadi menikah dengan Samsu. Di lain pihak Samsu, kekasih Nurbaya tidak bisa menolong karena ia berada di Jakarta untuk sekolah dokter. Tetapi selama menjadi istri Datuk Meringgih, Nurbaya tiada mendapatkan kebahagiaan, malah kesengsaraan yang ia dapat.
            Pada bulan puasa, sekolah di Jawa libur, sehingga Samsu pulang ke kampung halamannya, Padang. Sesampainya di Padang ia segera menemui Siti Nurbaya, kekasihnya. Di lain pihak Datuk Meringgih mengetahui hal tersebut dan marahlah ia, sehingga perkelahian terjadi. Karena perkelahian tersebut, Samsu diusir oleh Ayahnya, Sutan Mahmud dan Samsupun lari ke Jakarta.
            Nurbaya yang tersiksa di Padang akhirnya menyusul Samsu ke Jakarta, tetapi hal tersebut diketahui oleh Datuk Meringgih. Sesampainya di Jakarta Nurbaya langsung dipulangkan ke Padang karena dituduh melarikan harta Datuk Meringgih.
            Kerena usaha hendak membinasakan Siti Nurbaya selalu gagal, akhirnya Datuk Meringgih mengutus anak buahnya untuk meracuni Siti Nurbaya. Sehingga Siti Nurbayapun meninggal. Mendengar kematian Siti Nurbaya Ibu Samsulbahri yang sedang sakit langsung terkejut dan Ibu Samsulbahripun meninggal juga.
            Kabar tentang kematian Siti Nurbaya dan Ibu Samsu sampailah ke tangan Samsulbahri melalui surat. Ketika membaca surat tersebut menangislah Samsu dengan tersedu-sedu, karena orang yang dikasihinya meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Samsulbahripun sangat berputus asa dan ingin membunuh diri. Pada suatu hari Samsu hendak membunuh diri dengan menembakkan pistonya ke kepalanya, tetapi karena kaget oleh teriakan  kawannya,  peluru yang ditembakkan hanya melukai tulang kepalanya tidak sampai ke otak, sehingga selamatlah ia. Berkali-kali Samsu hendak membunuh diri karena putus asanya dia, tetapi usahanya selalu saja gagal. Sehingga Samsu masuk tentara Belanda agar segerelah mati di medan pertempuran.
            Setelah sepuluh tahun kemudian di Padang terjadilah kerusuhan masalah belasting. Belasting adalah pajak yang harus dibayarkan pada tiap tahunnya kepada pemerintah Belanda akan harta benda yang dimiliki pada setiap penduduk. Samsu yang menjabat letnan dikirim ke Padang untuk menyelesaikan masalah belasting.
            Pada pertempuran tentara belanda yang dipimpin oleh Samsu di Padang ternyata pemimpin pemberontakan adalah Datuk Meringgih, sehingga Samsu sangat ingin membunuhnya. Tetapi pada pertempuran satu lawan satu datuk meringgih terkena peluru dan Samsu kepalanya terkena pedang, sehingga Samsu luka parah dan dibawa ke rumah sakit. Akhirnya setelah bertemu dengan ayahnya Samsulbahri akhirnya meninggal dan minta dikubur di dekat makam Siti dan Ibunya, dan tak lama kemudian Sutan Mahmud ayahanda Samsu turut meninggal karena menyesal akan kesalahannya mengusir Samsu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar